Selasa, 26 Februari 2008

PERKATAAN MENURUT AGAMA

KRISTEN
Yang Baru dari Saling Mengasihi

Ketika kita ditanya oleh orang-orang di sekitar kita tentang bagaimana ciri yang menonjol dari ajaran agama Kristen, maka kita akan segera member jawaban: “Kasih”. Jawaban kita tersebut sangat tepat, sebab Tuhan Yesus telah mengajarkan kepada kita: “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Mat. 22:37-40). Jadi dengan ajaran Tuhan Yesus tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ciri utama dari iman Kristen adalah perbuatan kasih kepada Allah dan kepada sesama sebagaimana kita mengasihi diri sendiri. Namun, apakah dengan jawaban tersebut telah menjawab tema khotbah kita pada hari ini, yaitu “Yang Baru Dari Saling Mengasihi?”. Mungkin pertanyaan tentang kasih sedikit terjawab dengan mengutip perkataan dan ajaran dari Tuhan Yesus tersebut. Tetapi yang masih belum dapat terjawab adalah, apa yang baru dari saling mengasihi itu? GKI

KATOLIK
TUJUH DOSA POKOK
"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." ~ 1 Timotius 4:12 Mengenal ketujuh dosa pokok ini amat penting sebab mereka adalah asal muasal segala dosa, dan peranan mereka inilah yang perlu dilawan terus-menerus. Kerap kali peranan dan cara kerja mereka begitu `tersamar', begitu `interior' dan tak mudah terdeteksi, sehingga kita sendiri tak sadar bahwa kita sudah `terperdaya'. Perjuangan rohani melawan tujuh dosa pokok ini jauh lebih berat dari perjuangan fisik, di mana si musuh tampak dan kelihatan, terukur kekuatannya, terlihat keterpojokannya; tetapi perang melawan tujuh dosa pokok ini adalah melawan sesuatu yang tidak tampak oleh mata.... St. Paulus mengingatkan kita dengan jitu “Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu” (Ef 6:11-13).
Ketujuh dosa pokok manusia itu ialah: kesombongan, kerakusan, hawa nafsu, ketamakan, iri hati, kemarahan dan kemalasan.
ISLAM
Menjaga Lisan Agar Selalu Berbicara Baik
Diriwayatkan bahwa Yahya bin Abi Katsir pernah berkata, “Seseorang yang baik perkataannya dapat aku lihat dari amal-amal perbuatannya, dan orang yang jelek perkataannya pun dapat aku lihat dari amal-amal perbuatannya”.
Muslim meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahihnya no. 2581 dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda.
“ Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut? Para sahabat pun menjawab, ‘Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda. ‘Beliau menimpali, ‘Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa dan zakat, akan tetapi, ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka”.
HADIST
HINDU
Cubha dan Acubha Karma
Demikianlah perilaku manusia selama hidupnya berada pada dua jalur yang berbeda itu, sehingga dengan kesadarannya dia harus dapat menggunakan kemampuan yang ada di dalam dirinya, yaitu kemampuan berfikir, kemampuan berkata dan kemampuan berbuat. Walaupun kemampuan yang dimiliki oleh manusia tunduk pada hukum rwabhineda, yakni cubha dan acubhakarma (baik dan buruk, benar dan salah, dan lain sebagainya), namun kemampuan itu sendiri hendaknya diarahkan pada çubhakarma (perbuatan baik). Karena bila cubhakarma yang menjadi gerak pikiran, perkataan dan perbuatan, maka kemampuan yang ada pada diri manusia akan menjelma menjadi prilaku yang baik dan benar. Sebaliknya, apabila acubhakarma yang menjadi sasaran gerak pikiran, perkataan dan perbuatan manusia, maka kemampuan itu akan berubah menjadi perilaku yang salah (buruk).
BUDHA
Ideal Manusia Sempurna dalam Tantrayana
Aliran Tantra menganggap manusia dan alam memiliki kaitan yang erat, tidak terpisahkan satu sama lain . Sedangkan tubuh manusia merupakan mikrokosmos yang mewujudkan makrokosmos atau seluruh alam semesta yang merupakan perantara untuk mencapai kebenaran. Dalam Tantra terdapat berbagai tehnik yoga, sebagai sarana untuk menyatukan pikiran, ucapan dan tindakan. Kesatuan, keselarasan antara pikiran dalam visualisasi, ucapan dalam mantra dan sikap tubuh dalam mudra yang dilatih dengan sungguh sungguh akan menghantar ke pencapaian kesempurnaan akhir sebagai orang suci yang disebut siddha.

IKLAN

marmer